7 Langkah Membuat Content Strategy untuk Bisnis

Langkah Membuat Content Strategy

Sebuah bisnis yang mengandalkan keberadaan secara online, content strategy merupakan satu hal paling diperhatikan untuk sukses. Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan konten yang benar supaya apa yang bisnis inginkan sesuai dengan apa yang bisnis dapatkan.

Kadang-kadang, yang bisnis inginkan dan yang didapatkan berbeda. Hal ini disebabkan oleh perencanaan konten yang kurang baik dan pastinya asal unggah saja di dunia maya.

Langkah Membuat Content Strategy

Nah, karena basic saya sebagai SEO, Saya akan sedikit cerita beberapa langkah content strategy yang bisa meningkatkan pendapatan bagi pemilik bisnis dalam jangka panjang.

1. Menentukan Tujuan

Hal paling utama dan pasti diketahui oleh banyak orang adalah menentukan tujuan. Tau saja tidak cukup untuk menentukan tujuan ini. Namun, pemilik bisnis juga harus memahami bagaimana cara mendeskripsikan tujuan ini supaya bisa dijabarkan menjadi hal-hal yang lebih strategis dan bisa dibedah lagi.

Ada beberapa hal yang bisa dipilih, mulai dari hanya mengenalkan sebuah brand perusahaan atau brand produk sampai pada bagaimana menghasilkan penjualan dari produk yang diproduksi bisnis.

Kalau hanya ningkatin klik dan impresi mah gampang, tetapi klik yang sesuai dengan yang kita inginkan adalah hal yang berbeda lagi.

Jadi, sejak awal harus tau dahulu tujuannya apa. Jangan hanya ngikut orang lain saja karena kita sebagai pemilik bisnis awam tentang digital marketing.

2. Menggali Potensi Audiens yang Jeli

Target market itu sangat luas. Kalau cuma bilang sasaran adalah mahasiswa usia 18-24 tahun, ya data itu kurang cukup. Kenalila audiens sampai dalam supaya rencana konten yang disusun akan menunjang tujuan yang ingin dicapai.

Misalnya kayak gini, produkmu adalah produk kecantikan yang harganya lumayan mahal dengan tujuan untuk perawatan kulit yang praktis dan cocok untuk yang malas.

  • Mahasiswa Wanita Usia >20 tahun
  • Uang saku bulanan 1 juta
  • Lokasi di Yogyakarta
  • Kos-kosan minimal Rp800 ribu
  • Sering beli makanan secara online (artinya mungkin bisa jadi malas)
  • Keluhan: Kulit kering dan kurang sehat, tidak ada waktu untuk skincare-an, dan lain2.

Nah, target inilah yang sangat membantu bagi seorang strategis untuk mempriositaskan konten mana saja yang harus dikerjakan dahulu dan konten apa saja yang sebaiknya ada terkait produk supaya ketika user website masuk tidak sia-sia.

3. Riset Kompetitor

USP (unique selling proposition) merupakan hal yang harus ditemukan oleh seorang brand. Mengapa? Sebab, orang itu mau membaca, mendalami dan bahkan menggunakan produk kita disebabkan ada value yang akan mereka dapatkan. Kalau tidak tau USP, susah sekali untuk menjualnya. Laku iya, tetapi jangka panjang belum tentu.

Cari hal unik dibandingkan kompetitor dan bisa dijadikan jargo yang terus-teruskan kita buktikan dan kita berikan kepada calon konsumen secara konsisten.

4. Membuat Niche

Target audiens akan cenderung mudah tertarik kepada konten yang menonjol, unik, dan memiliki pandangan yang berbeda. Biasanya akan lebih menarik lagi apabila sebuah konten bisa menjawab masalah keluhan dan masalah calon konsumen.

Walaupun mungkin dari 1000 orang yang mengalami masalah hanya 10 saja, tetapi tetap ada yang mencarinya. Bahkan, dari 10 saja kalau konten yang kita sajikan sangat membantu audiens, bisa jadi mereka akan menggali lebih dalam tentang bisnis kita dan produk kita.

Tahap selanjutnya apa? Ya banding-bandingin dan akhirnya checkout. Walaupun harus nunggu sebulan dahulu, tetapi semua ini user journey-nya. Jadi, kita harus punya konten yang selalu ada di setiap journey calon konsumen kita.

5. Estimasi Biaya dan Timeline

Jika sudah menentukan strategi sampai niche-niche kecil yang akan digarap, sebuah strategi tidak akan ada gunanya jika tidak ada biaya yang dikeluarkan dan waktu campaign kapan berakhirnya.

Tujuannya apa? Supaya bisa menghitung matrik-matrik pendukung tercapainya tujuan serta menghitung seberapa besar dampak dari biaya yang dikeluarkan dengan keuntungan dari sisi bisnis. Bisnis tidak rugi, dan campaign bisa terukur dengan jelas,

6. Mengukur

Matrik sangat diperlukan untuk mengukur keberhasilan sebuah content strategi yang digunakan dan dijalankan. Matrik inipun juga sangat banyak jenis dan report yang digunakan. Paling mudah ada beberapa, yaitu matrik keberadaan (jika ingin mengenalkan brand dan produk), matrik prospek (menghitung lead yang didapatkan) serta matrik konversi (yang fokusnya adalah konversi sampai menghasilkan uang bagi perusahaan).

7. Evaluasi

Terakhir, tapan evaluasi yang berbasi pada matrik yang ditentukan sejak awal pada tahapan poin 6. Harus ada target yang ingin dicapai dan kapan target tersebut tercapai. Evaluasi ini dapat memberikan gambaran area mana saja yang perlu ditingkatkan dan mana yang perlu ditinjau kembali.

Itulah sedikit cerita yang mungkin saja bermanfaat bagi yang membaca celotehan ini sampai akhir. Makasih ya dan semoga bisnis yang mulai sadar akan digital marketing makin sukses dan bisa makin menghemat biaya pemasaran Anda. Dapatkan artikel lainnya untuk konten dalam topik content marketing.

Mungkin Kamu Suka Ini Juga